Minggu, 10 September 2017

Analisa SWOT Polri Dalam Menanggulangi Terorisme

ANALISA SWOT POLRI DALAM MENANGGULANGI TERORISME

Polri sesuai dengan tugas pokoknya yang diatur dalam Undang-Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara republik Indonesia, memiliki kewajiban untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat melalui kegiatan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli. Disamping tugas pokoknya, Polri dalam rangka mengimplementasikan niat dan komitmen bangsa Indonesia untuk menegakkan supremasi hukum terhadap berbagai aksi terorisme yang dirasakan sangat merugikan masyarakat bangsa dan negara Indonesia, maka Polri sesuai tugas, fungsi dan perannya sebagai alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat harus melakukan berbagai upaya cepat dan tepat untuk mengantisipasi dan menanggulangi munculnya aksi terorisme di Indonesia.
Perkembangan kejahatan terorisme global telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan baik modus, kuantitas maupun kualitasnya, Indonesia tidak lepas dari sasaran terorisme. Terungkap fakta adanya keterkaitan jaringan militan lokal dengan jaringan internasional.
Aktifitas teroris telah membidik dan memanfaatkan ideologi dan agama bagi masyarakat dunia sebagai garapan agar memihak kepada perjuangan mereka. Oleh sebab itu perlu ditangani secara bijak. Untuk mencegah dan menanggulangi segala bentuk tindakan dan kegiatan teroris, pemerintah Indonesia menyikapi fenomena terorisme secara arif, menganilisis berbagai aspek kehidupan bangsa saat ini, guna memerangi aksi terorisme, bersama dunia internasional.


ANALISA SWOT POLRI
Analisa SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang dapat digunakan oleh para pembuat keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasinya. SWOT merupakan akronim dari Strenghts (kekuatan) yang berisi tentang kemampuan, keunggulan, keterampilan dan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu organisasi; Weaknesses (kelemahan) yaitu memuat tentang keterbatasan, atau kekurangan dalam hal sumber, kemampuan dan keterampilan yang menjadi penghalang kinerja organisasi; Oportunities (peluang) berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu organisasi; Threats (ancaman) faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu organisasi.
Strenghts
Weaknesses
Oportunities
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Threats
Gunakan kekuatan untuk menghindari atau mengatasi ancaman
Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman

Strenghts :
1.      Kewenangan Polri untuk pemeliharaan kamtibmas dan menegakkan supremasi hukum terhadap berbagai aksi terorisme.
2.      Polri mempunyai Densus 88 AT yang berperan dalam pemberantasan terorisme.
3.      Penggunaan teknologi IT dalam melacak keberadaan kelompok teroris.
4.      Personil Densus 88 AT yang telah mendapat pelatihan terorisme di dalam & luar negeri.
5.      Personil Densus 88 AT merupakan personil terlatih dalam menangani teroris dengan pengalaman dan penugasan yang baik.
Weaknesses :
1.      Masih kurangnya personil Densus 88 AT jika dibandingkan dengan luas wilayah Negara Indonesia.
2.      Tindakan dan cara bertindak dalam menghadapi terorisme belum menyeluruh diketahui oleh personil Polri.
3.      Personil Polri yang bertugas di lapangan masih menjadi sasaran terbuka bagi aksi terorisme.
Opportunity :
1.      Dukungan dan peran serta instansi lain dalam usaha pencegahan dan penanggulangan terkait terorisme.
2.      Demokratisasi dan pembangunan di Indonesia mulai menuju pada perubahan ke arah tatanan kehidupan yang diinginkan masyarakat.
3.      Terbukanya jalur informasi melalui internet dan penggunaan media social dalam memberikan informasi terkait penyebaran paham-paham dan ajaran terorisme.
4.      Informasi dari perangkat pemerintah terkait data dan informasi penduduk pendatang.
5.      Dukungan masyarakat dalam usaha pencegahan dan penanggulangan terorisme.
Threats :
1.      Lemahnya penegakan hukum dan sistem keamanan kawasan, dimanfaatkan oleh para penyelundup untuk penyelundupan senjata api masuk ke Indonesia dengan sasaran daerah konflik dan basis pertahanan teroris.
2.      Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan rapuhnya sistem ekonomi bangsa berakibat pada kemiskinan masyarakat yang tidak tertolong dan pada gilirannya masyarakat memilih caranya sendiri yaitu jalan radikal kekerasan teror tanpa menghiraukan jatuhnya korban yang tidak berdosa.
3.      Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama informasi dan komunikasi di satu sisi meningkatkan mencerdaskan masyarakat luas, di sisi lain dapat memberikan dampak negatif terhadap masuknya informasi tentang paham dan ajaran terorisme.
4.      Masih terjadi berbagai konflik di beberapa daerah di wilayah Indonesia yang masih berpotensi, seperti Poso, Papua dan beberapa daerah lainnya. Kasus-kasus pembalakan liar, pencucian uang dan pengamanan sumber daya alam dari praktek-praktek kegiatan ilegal ekonomi.
5.      Lemahnya pengawasan terhadap narapidana kasus terorisme yang masih tetap memberikan pengaruhnya kepada calon-calon pengikutnya di dalam LP.


STRATEGIS ANALISA SWOT
Setelah mengidentifikasi unsur-unsur dari setiap aspek SWOT di atas, berikut akan dijelaskan strategi dalam analisa SWOT. Keempat strategi analisa SWOT yaitu :
a.      Strategi Comparative Advantage
Strategi ini menekankan pada penggunaan semua potensi kekuatan Polri untuk memanfaatkan semua peluang yang telah diidentifikasi bagi upaya penanganan terorisme secara efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
1.      Penggalangan kepada instansi lain (perangkat pemerintahan, BIN, TNI) dalam sharing informasi untuk pencegahan aksi terorisme.
2.       Penggalangan kepada tokoh masyarakat dalam memberikan informasi di wilayah tempat tinggalnya terhadap orang dan aktivitas yang mencurigakan yang mengindikasikan kegiatan terorisme.
3.       Penggunaan teknologi IT dalam melacak keberadaan kelompok teroris.
4.      Peran serta pemerintah dalam memberikan pelatihan kepada personil Polri (Densus 88 AT) dalam penanggulangan terorisme.

b.      Strategi Mobilization
Strategi ini menekankan pada penanggulangan kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada pada Polri dalam penanganan terorisme yang efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
1.      Penambahan personil Densus 88 AT dengan rekrutmen yang memiliki spesifikasi keahlian tertentu.
2.      Pemberian pelatihan dan pengetahuan personil Polri terhadap cara bertindak dalam menghadapi terorisme.



c.       Strategi Investment / Divestment
Pola dari strategi ini adalah memakai kekuatan yang dimiliki oleh Polri untuk menghindari ancaman yang telah diidentifikasi dalam penanganan terorisme, yaitu sebagai berikut :
1.      Ketegasan penegakan hukum dan sistem keamanan kawasan dengan tegas terutama terhadap kasus-kasus penyelundupan untuk memutus mata rantai penyelundupan senjata api yang dapat digunakan untuk tindakan terorisme.
2.      Penggalangan dengan instansi terkait dan pengusaha untuk memberikan saran dalam penciptaan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat ekonomi tidak mampu untuk memperkecil peluang rekrutmen dari pengikut ajaran tentang terorisme.
3.      Melakukan koordinasi dengan Kemeninfo untuk filter/ penyaringan terhadap arus informasi dan penggunaan IT terhadap situs-situs yang menyebarkan paham dan ajaran terorisme.
4.      Koordinasi dengan instansi terkait dan melakukan pengawasan secara ketat terhadap narapidana terorisme dengan pemisahan sel tahanan untuk mencegah penyebaran paham dan ajaran terorisme kepada calon-calon pengikut.  

d.      Strategi Damage Control
Strategi ini menekankan pada memperkecil kelemahan yang ada pada Polri dan menghindari ancaman yang telah diidentifikasi dalam penanganan terorisme yaitu sebagai berikut :
1.      Penambahan personil Densus 88 AT dengan disesuaikan luas wilayah Negara Indonesia.
2.      Ketegasan penegakan hukum terhadap kasus-kasus pembalakan liar, pencucian uang dan pengamanan sumber daya alam dari praktek-praktek kegiatan ilegal ekonomi terutama pada daerah konflik
3.      Pelatihan personil Polri dalam menghadapi terorisme.
4.      Personil Polri yang bertugas di lapangan agar senantiasa siaga dalam bertugas karena terbukanya kesempatan untuk menjadi sasaran tindakan terorisme.
PROBABILITAS POTENSI SERANGAN ISIS
            Dengan menelaah kejadian serangan Bom Sarinah dan tindakan terorisme yang baru saja terjadi maka dapat dijelaskan bahwa potensi serangan ISIS terhadap aset dan atribut Amerika di Indonesia adalah Very High (VH). Hal ini karena kebencian ISIS terhadap Amerika yang dianggap oleh pengikut ISIS sebagai lawan pergerakan mereka, sehingga berimbas terhadap stabilitas kamtibmas kepada kehidupan di Indonesia. Meskipun masyarakat Indonesia adalah mayoritas muslim, kemudian tindakan ISIS mengatasnamakan agama, namun karena banyaknya aset dan atribut Amerika maka Indonesia  menjadi sasaran pergerakan ISIS.
            Bahwa aset yang menjadi ciri Amerika di Indonesia tersebar banyak, diantaranya produk-produk yang mencirikan Amerika, restoran, objek vital Amerika seperti kantor Kedubes, serta tempat-tempat umum yang memiliki ciri Amerika lainnya.